Senin, 26 Januari 2009

Jenis-jenis Doa

dalam segala doa dan permohonan (with all manner of prayer ... terj. Amplified Bible). Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus, - Efesus 6:18

Praying always with all prayer and supplication in the Spirit, and watching thereunto with all perseverance and supplication for all saints; - KJV

Sama seperti ada berbagai jenis permainan bola, demikian juga ada berbagai jenis doa. Masing-masing permainan bola mempunyai aturan sendiri yang berbeda. Kadang-kadang, aturan-aturan tersebut bertentangan satu dengan yang lainnya. Misalnya. sepak bola mempunyai aturan yang berbeda dengan bola basket. Sepak bola tidak boleh pakai tangan, kecuali sang kiper. Pemain lainnya jika menggunakan tangan akan kena hukuman. Sebaliknya, bola basket tidak boleh menggunakan kaki. Hanya tangan yang boleh digunakan. Ada lagi aturan yang berbeda untuk bola pingpong, bola voli, sepak takraw, American football dan sebagainya. Masing-masing aturan tidak boleh dicampuradukkan dan diterapkan ke dalam permainan yang lain. Kalau dilakukan, anda akan akan diskualifikasi sehingga semua nilai yang telah anda peroleh akan dianulir.


Hal yang sama juga berlaku di dalam doa. Ada doa iman, doa konsekrasi, doa dedikasi, doa penyerahan hidup, doa mencari tuntunan Tuhan, doa pujian dan penyembahan, doa menanti-nantikan Tuhan, doa sakit bersalin, dan lain-lain. Masing-masing doa ini mempunyai aturan yang berbeda satu dengan yang lain. Masing-masing aturan juga tidak boleh dicampur. Kalau dilakukan maka bisa jadi doa kita menjadi tidak efektif. Kita mengira sudah berdoa dengan tekun, tetapi ternyata kita salah berdoa.

Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, .... - Yakobus 4:3

Contoh sederhana adalah ketika kita mau berdoa dengan iman tetapi kita tidak tahu kehendak Tuhan sehingga tercampur dengan doa mencari kehendak Tuhan. Untuk itu, lebih dulu kita berdoa mencari kehendak Tuhan, lalu setelah kita mengetahui kehendak Tuhan untuk suatu kasus tertentu, kita bisa berdoa dengan iman sebab iman muncul ketika kita mengetahui kehendakNya.


Contoh lebih jelas lagi adalah ketika kita berdoa untuk kesembuhan. Selama kita tidak yakin bahwa Tuhan mau kita sembuh, maka kita akan terombang-ambing terus. Suatu saat kita bisa berdiri dengan iman dan claim kesembuhan, menengking iblis dan sakit penyakit, tetapi kemudian di ujung doa kita berkata "biarlah kehendakMu yang terjadi". Ini mirip dengan bermain sepakbola tetapi kadang-kadang dengan aturan bola basket. Akibatnya kita kalah karena diskualifikasi.

Bagaimana kita bisa berdoa dengan iman?
Iman timbul karena pendengaran akan firman (rhema) Kristus (Roma 10:17). Untuk itu, supaya kita bisa melakukan doa iman, kita perlu banyak membaca firman Tuhan dan juga banyak melakukan doa pujian dan penyembahan. Pada waktu kita memuji dan menyembah Dia, hati kita dilembutkan sehingga firman logos yang kita baca akan menjadi firman rhema ketika Roh Kudus mewahyukannya kepada kita. Berdasarkan firman yang kita dapat itulah kita bisa dengan mantap melakukan doa iman, claiming His promises.

Mengapa ada hamba-hamba Tuhan yang nampaknya dengan mudah mendoakan orang sakit dan kemudian sembuh sementara yang lainnya tidak seperti itu? Ada beberapa alasan, tetapi salah satunya adalah "iman bahwa Tuhan menghendaki semua orang percaya tetap sehat" ternyata tidak secara merata dimiliki oleh semua hamba Tuhan.

Sebagian hamba Tuhan bertumbuh dengan kuat dalam penginjilan, yang lainnya dalam penggembalaan, yang lainnya lagi dalam pelayanan desa, yang lainnya lagi dalam pelayanan masyarakat, tetapi tentang kesembuhan mereka berpikir "itu semua terserah Tuhan".

Mereka berpikir, kalau Tuhan mau mereka sembuh, mereka akan sembuh, kalau tidak ya mereka tidak akan sembuh. Tetapi bersamaan dengan itu, mereka tetap menganjurkan orang sakit untuk tetap pergi ke dokter dan minum obat bahkan dirawat di rumah sakit terbaik dengan pikiran "semuanya terserah Tuhan". Sebenarnya ini mirip dengan bermain sepak bola lalu sekali-sekali menggunakan tangan sambil berharap wasit tidak memberikan hukuman kepada mereka.

Kalau kita tidak yakin Tuhan mau kita sembuh, berarti waktu kita pergi ke dokter kita sebenarnya sedang melanggar "kehendakNya" bagi kita. Marilah kita belajar dari FirmanNya bahwa Ia mau kita sembuh, Ia mau kita sehat walaupun dalam kenyataaannya banyak hamba Tuhan yang sakit dan tidak sembuh. Dengan demikian kita bisa berdoa dengan iman untuk kesembuhan kita tanpa tercampur dengan doa mencari kehendak Tuhan.

Rabu, 21 Januari 2009

And God Changed His Mind


Dan menyesallah TUHAN karena malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya. - Keluaran 32:14

So the LORD changed his mind and did not bring on his people the disaster he had threatened. - Terj. Today's Engish Version


And the LORD repented of the evil which he thought to do unto his people. - Terj. King James Version



Ada satu hal yang menarik ketika membaca Alkitab. Ada saat-saat di mana Tuhan "mengubah rencanaNya". Yeremia 18:7,8 berkata, "Ada kalanya Aku berkata tentang suatu bangsa dan tentang suatu kerajaan bahwa Aku akan mencabut, merobohkan dan membinasakannya. Tetapi apabila bangsa yang terhadap siapa Aku berkata demikian telah bertobat dari kejahatannya, maka menyesallah Aku, bahwa Aku hendak menjatuhkan malapetaka yang Kurancangkan itu terhadap mereka."


Ketika bangsa Israel menyimpang dari Tuhan dengan membuat patung lembu emas, maka Tuhan bermaksud memusnahkannya (Keluaran 32:10). Tetapi Musa berdiri sebagai pendoa syafaat bagi bangsanya dan berdoa membela bangsa Israel di hadapanNya.


Lalu Musa mencoba melunakkan hati TUHAN, Allahnya, dengan berkata: "Mengapakah, TUHAN, murka-Mu bangkit terhadap umat-Mu, yang telah Kaubawa keluar dari tanah Mesir dengan kekuatan yang besar dan dengan tangan yang kuat? Mengapakah orang Mesir akan berkata: Dia membawa mereka keluar dengan maksud menimpakan malapetaka kepada mereka dan membunuh mereka di gunung dan membinasakannya dari muka bumi? Berbaliklah dari murka-Mu yang bernyala-nyala itu dan menyesallah karena malapetaka yang hendak Kaudatangkan kepada umat-Mu. Ingatlah kepada Abraham, Ishak dan Israel, hamba-hamba-Mu itu, sebab kepada mereka Engkau telah bersumpah demi diri-Mu sendiri dengan berfirman kepada mereka: Aku akan membuat keturunanmu sebanyak bintang di langit, dan seluruh negeri yang telah Kujanjikan ini akan Kuberikan kepada keturunanmu, supaya dimilikinya untuk selama-lamanya." - Keluaran 32:11


Ayat 12 berkata, ".....Berbaliklah dari murka-Mu yang bernyala-nyala itu dan menyesallah (repent of) karena malapetaka yang hendak Kaudatangkan kepada umat-Mu."


Pernahkah anda berpikir ada seorang pendoa yang berani berdoa seperti itu? Musa berkata, "... menyesallah Tuhan!... Repent... Lord!" Tidakkah ini keterlaluan? Masak Tuhan disuruh repent? Tetapi Musa tahu bagaimana harus berdoa. Musa mengenal Tuhannya. Empat puluh hari empat puluh malam di atas gunung bertemu dengan Tuhan tidak hanya menjadikan wajahnya bercahaya. Musa juga semakin mengenal hati Tuhan. Ia tahu bagaimana "bernegosiasi" sekalipun Tuhan tahu semua isi hati Musa. Musa tahu bagaimana menyentuh hati Tuhannya. Karena doa Musa inilah maka God changed His mind (Allah mengubah pikiranNya).


Apakah anda cukup mengenal Tuhan yang anda sembah? Berapa banyak doa-doa anda yang ditolakNya? Memang ada juga doa Musa yang tidak diterima Tuhan, yaitu ketika ia meminta untuk masuk ke Kanaan dan tidak diijinkan Tuhan. Tetapi kalau kita pelajari kehidupan Musa, maka apa yang ia minta selalu Tuhan lakukan. Semua mujizat yang dilakukan sebagai bukti bahwa Musa adalah orang yang dipilih Tuhan untuk mewakiliNya. Bahkan ketika Miryam dan Harun ngomongin Musa, Tuhan yang marah. Ia membela Musa. Akibatnya Miryam kena kusta.
Anda pernah bertemu dengan orang-orang seperti itu? Bukankah banyak tercatat orang-orang yang seperti itu di dalam Alkitab? Mereka mengenal Tuhannya, mereka berdoa dengan berani dan mereka "mengubah pikiran Tuhan". Mereka "mengubah rencana Tuhan".


Beberapa tahun yang lalu ada sebuah buku yang ditulis oleh Derek Prince "Shaping History Through Prayer and Fasting" (Membentuk Sejarah Lewat Doa dan Puasa). Menurut Prince, sejarah suatu bangsa dibentuk lewat doa dan puasa anak-anakNya. Jika kita berdoa dan berpuasa, meminta dari Tuhan, maka Tuhan akan mendengar doa kita dan bangsa kita akan menjadi seperti yang kita doakan.


Kejadian 18 mencatat doa Abraham untuk Sodom dan Gomora. Pada saat itu, Tuhan mau memusnahkan Sodom dan Gomora, tetapi kemudian Abraham mencoba membelanya di hadapan Tuhan (ayat16-33). Abraham melakukan tawar menawar dari 50 orang benar sampai akhirnya tinggal 10 orang benar. Akibat doa Abraham, jika Tuhan menemukan 10 orang benar maka Sodom dan Gomora tidak akan dimusnahkan. Sayangnya Tuhan tidak menemukan jumlah tersebut. Mungkin Abraham berpikir, toh ada Lot, isterinya, dua orang anak perempuannya, dua orang calon mantunya, dan empat orang calon besannya. Jadi pas sepuluh orang. Itu yang ada dalam pikiran Abraham sehingga ia tidak menawar lagi. Tapi ternyata Lot tidak melakukan pemuridan di kota itu sehingga jumlah orang benarnya tidak bertambah. Akibatnya, terpaksa Sodom dan Gomora dimusnahkan.


Tapi kita belajar di sini bahwa Tuhan itu ternyata "negotiable". Bukankah Ia juga berkata di dalam Yesaya 1:18, "Marilah, baiklah kita beperkara! -- firman TUHAN...". Terjemahan lain berkata, "Come now, and let us reason together, saith the LORD", "I, the LORD, invite you to come and talk it over." Tentu ada hal-hal yang tidak bisa diubah. Tapi pertanyaannya, seberapa jauh kita mengenal Tuhan kita sehingga kita tahu ada hal-hal yang bisa diubah?


Kita Yesaya 38 mencatat doa Hizkia yang menyebabkan usianya diperpanjang lima belas tahun lagi (ayat 1-5). Padahal sebelumnya Tuhan berkata ia akan meninggal karena sakitnya itu. Tetapi setelah ia berdoa, Tuhan menyembuhkannya. Apakah anda pernah berdoa dengan menggunakan referensi pengalaman Hizkia?


Ada contoh yang lebih menarik lagi di I Samuel 1:1-20. Di situ jelas dikatakan bahwa Hana mandul sebab "TUHAN telah menutup kandungannya." (ayat 5 dan ayat 6). Hana mandul bukan karena pekerjaan iblis, tetapi karena Tuhan telah menutup kandungannya. Dan apa yang telah ditutup Tuhan, tidak ada yang bisa membukanya. Dua ayat yang menegaskan ini menunjukkan bahwa hal itu merupakan suatu ketetapan ilahi. Jadi tidak bisa diubah. Itu sudah kehendak Tuhan. Sudah final! No question about it!


Tapi apa yang dibuat Hana? Ia berdoa dengan sungguh-sungguh sehingga pada akhirnya "TUHAN ingat kepadanya" (ayat 19) dan akhirnya lahirlah Samuel, seorang yang dekat dengan Tuhan.


Bagaimana dengan anda? Apakah anda sudah menerima apa saja yang terjadi dalam hidup anda sebagai "kehendak Tuhan" dan karenanya tidak perlu didoakan lagi? Pernahkah anda berpikir bahwa ada orang-orang seperti Abraham, Musa, Hizkia, dan Hana yang bisa "mengubah pikiran Tuhan"? Biarlah kita belajar semakin mengenal Dia yang selalu rindu mendengar permohonan doa kita. Amin!

Senin, 19 Januari 2009

Peranan Keinginan di Dalam Doa

Bertentangan dengan apa yang ada dalam pikiran banyak orang, ternyata Tuhan sangat perduli dengan keinginan yang ada di dalam hati kita. Seringkali di dalam doa, kita takut yang kita minta itu cuma keinginan kita sendiri dan karenanya bukan kehendak Tuhan. Yang ada dalam pikiran kita adalah beberapa ayat berikut:
  • Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut - Yakobus 1:14,15
  • Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu. – Yakobus 4:3
  • Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-laman - I Yohanes 2:16,17
  • “….tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." – Matius 26:42

Ayat-ayat tersebut tidak salah, tetapi sering membuat kita tidak berani berdoa misalnya untuk kesembuhan kita atau untuk masalah yang sedang kita hadapi. Terlalu sering kita menyerah pada keadaan dan berkata memang itu sudah kehendak Tuhan. Ketika doa yang sudah dipanjatkan bertahun-tahun tidak kelihatan hasilnya, dengan mudah kita berkata “Tuhan berkehendak lain”, atau “jalan Tuhan memang bukan jalanku.” Benarkah demikian? Coba perhatikan beberapa kejadian berikut.

  1. Suatu ketika Tuhan Yesus sedang berjalan di dekat kolam Betesda. “Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit. Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: "Maukah engkau sembuh?”” – Yohanes 5:5,6
    Tuhan ingin menyembuhkan orang sakit ini, tetapi terlebih dulu ia bertanya apakah ia punya keinginan untuk disembuhkan. Artinya, Tuhan perduli pada keinginan orang tersebut.
  2. Pada waktu Yesus berjalan dan Bartimeus yang buta berteriak-teriak dengan keras untuk menarik perhatianNya, Tuhan Yesus memanggil dia dan kemudian "Tanya Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!"" – Markus 10:51.
    Walaupun Ia tahu bahwa Bartimeus buta, Ia tetap bertanya, “Apa keinginanmu?” dan Bartimeus tidak berkata, “Terserah Engkau, Tuhan!”, tetapi ia dengan tegas menjawabNya, “… supaya aku dapat melihat.”
    Tuhan ingin kita mengemukakan apa yang kita inginkan. Ia berkata dengan jelas di dalam Yohanes 16:24, “Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.”
  3. “Di Gibeon itu TUHAN menampakkan diri kepada Salomo dalam mimpi pada waktu malam. Berfirmanlah Allah: "Mintalah apa yang hendak Kuberikan kepadamu.”” – I Raja-raja 3:5…
    Biasanya kita yang bertanya kepada Tuhan, apa yang Ia ingin untuk kita lakukan, tetapi di sini, Tuhan yang bertanya kepada Salomo, apa yang ia inginkan untuk Tuhan berikan.
  4. Yohanes 15:7 “…mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.”
    Ayat ini jelas berkata,”apa saja yang kamu kehendaki”, bukan “apa yang kamu perlukan”. Sering kita berpikir bahwa Tuhan hanya memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita kehendaki. Tetapi ayat ini mengatakan “apa saja yang kamu kehendaki”.
  5. Mazmur 37:4 “dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.”
    Kalau kita bergembira karena Tuhan, maka hati kita akan selaras dengan hatiNya sehingga keinginan yang muncul di hati kita adalah keinginan yang sejalan dengan kehendakNya.
  6. Cerita tentang Musa: “Pada waktu ia berumur empat puluh tahun, timbullah keinginan dalam hatinya untuk mengunjungi saudara-saudaranya, yaitu orang-orang Israel”. – Kisah 7:23
    Keinginan itu ternyata datangnya dari Tuhan sebab “Pada sangkanya saudara-saudaranya akan mengerti, bahwa Allah memakai dia untuk menyelamatkan mereka, tetapi mereka tidak mengerti.” - Kisah 7:25
  7. Rasul Paulus di dalam Filipi 2:13 berkata, “karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.”

    Masih banyak ayat yang lain yang menyatakan hal-hal di atas, tetapi ada pelajaran yang bisa kita ambil di sini, yaitu kalau kita bergembira karena Tuhan seperti yang dikatakan Mazmur 37:4, kalau kita semakin mempersembahkan hidup kita untuk menyenangkan Dia, maka semakin banyak keinginan yang muncul di hati kita yang memang berasal dari Dia. Amin!

Minggu, 18 Januari 2009

Doa Yang Dikabulkan

Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. - Yohanes 15:7

Dari banyak pengajaran tentang doa yang ada di Alkibta, Yohanes 15 mencatat hanya tiga prinsip utama untuk doa yang dikabulkan. Dan prinsip ini disampaikan langsung oleh Tuhan Yesus kepada murid-muridNya.

Prinsip 1 - Jikalau kamu tinggal di dalam Aku
Apa artinya tinggal di dalam Yesus? Bisa berarti terus tinggal dalam persekutuan dengan Dia, bisa berarti tinggal di dalam kehendakNya, bisa berarti tinggal dalam rencanaNya yang sempurna, atau bisa juga berarti tinggal di dalam hadiratNya.

Mungkin yang paling sederhana adalah tinggal di dalam hadiratNya. Hal ini biasanya kita alami sewaktu kita masuk dalam pujian dan penyembahan. Pada saat seperti ini, khususnya ketika kita masuk dalam atmosfir penyembahan yang intense, maka segala keinginan daging yang liar akan hilang. Kita tidak ingin minta apa-apa kecuali ingin menyenangkan Dia.

Ada sebuah lagu yang menyatakan hal ini:

When I look into Your holiness
When I gaze into your loveliness
When all things that surround me become shaddow
In the light of You

I worship You .... I worship You ....
The reason I live is to worship You ....
I worship You ... I worship You ....
The reason I live is to worship You ...

Pada waktu kita berada di dalam hadiratNya, maka semua keinginan, semua kerinduan akan hal-hal yang lain akan menjadi pudar. Rasanya tidak ada yang diinginkan lagi karena hadiratNya memuaskan kita. Benar yang dikatakan Daud di dalam Mazmur 23:1 "The Lord is my shepherd, I shall not want", karena ia Gembalaku, maka semua keinginanku sudah terpenuhi. Aku tidak kepingin sesuatu yang lain lagi.

Masuk dalam hadirat Tuhan, merupakan prinsip pertama yang harus dipenuhi untuk memperoleh jawaban doa.

Prinsip 2 - firmanKu (rhema) tinggal di dalam kamu
Prinsip kedua adalah kita mendapat firman yang spesifik yaitu rhema dan bukan logos. Rhema adalah perkataan Tuhan pada suatu saat tertentu kepada seseorang dan belum tentu berlaku sama di tempat lain atau pada orang lain. Rhema adalah perkataan pribadi Tuhan kepada kita. Rhema merupakan firman yang segar, bukan firman "kalengan". Rhema terjadi ketika Roh Kudus menghidupkan logos sehingga seolah-olah kita mendengar ada seseorang berkata kepada kita. Rhema bisa audible di telinga kita, bisa juga merupakan suara yang jelas di dalam hati kita, atau suatu kesan yang muncul di hati kita atau bahkan di imajinasi kita.

Rhema merupakan perkataan Tuhan yang diucapkan tepat pada waktu tertentu dan biasanya diiringi dengan manifestasi tertentu yang bisa menyebabkan orang yang menerimanya menangis karena sukacita atau ada keyakinan yang muncul dengan kuat atau ada damai sejahtera yang membanjiri hati kita. Rhema inilah yang menimbulkan iman (Roma 10:17). Rhema-lah yang menjadi makanan roh kita seperti yang Tuhan Yesus katakan di Matius 4:4 "Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman (=rhema) yang keluar dari mulut Allah."

Prinsip 3 - Mintalah apa saja yang kamu kehendaki
Prinisp ketiga adalah meminta apa yang kita kehendaki. Artinya Tuhan memperhatikan dan peduli akan kehendak kita. Bertentangan dengan pendapat umum yang mengatakan bahwa Tuhan tidak menjawab doa sesuai kehendak kita, ayat ini justru mengatakan bahwa Tuhan mau menjawab apa yang kta kehendaki. Kok bisa? Apakah itu berarti kita bisa minta semaunya?
Kalau kita sudah berada dalam hadiratNya maka segala keinginan yang bertentangan dengan kehendakNya pasti akan sirna. Jadi, apa yang masih tinggal, yang masih bisa kita panjatkan kepada Dia, adalah yang ada dalam kehendakNya. Oleh sebab itu kita bisa sampaikan permohonan kita dengan ucapan syukur karena kita tahu bahwa yang kita minta adalah sesuatu yang berkenan kepadaNya.
Yohanes menegaskan hal ini kembali dalam suratnya di I Yohanes 3:21-22, " Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah, dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya"
Biarlah kita senantiasa belajar untuk masuk hadiratNya, mendengar suaraNya, menyampaikan kehendak kita dalam doa dan pada akhirnya menerima apa yang kita minta daripadaNya. Amin